NEWS UPDATE! We are ready to certify the following products : *Ceramic / Granite Tiles *Gypsum Board *Cement Board *Paint & Coating *Sanitary Products (Closet) *Polymer Pipes (PVC, HDPE & PPR) *Light Steel *Rolled Steel *Portland Cement *Instant Mortar *Biodegradable Plastic & Bioplastic Films *Glass *Aluminium *Light Brick *Brick with Recycle Material and *Food Canning *Paving Block *Essential Oil *Adhesif and Sealant*corrugated bitumen roof*Poly Carbonate*Carbon Steel*Concrete Roof*rPET*Air Conditioner*Elevator*Eskalator

Sick Building Syndrome dan Pentingnya Memilih Material Bangunan untuk Rumah Kita

Sick building syndrome adalah gejala yang timbul pada kesehatan seseorang atau sekelompok orang ketika berada di suatu ruangan. Gejala ini dapat berupa iritasi pada mata atau kulit dan mempengaruhi pernafasan seperti iritasi selaput lender dan asthma. Sindrom ini muncul ketika berada di dalam bangunan dan hilang secara alami ketika tidak berada di dalam bangunan tersebut. Seseorang rentan mengalami sick building syndrome apabila kualitas udara di suatu ruangan rendah.

Menurut laporan WHO (1997) sick building syndrome terjadi akibat buruknya kualitas udara dalam ruangan. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas udara di suatu ruangan diantaranya kualitas ventilasi, zat pencemar kimia dari dalam dan luar ruangan, zat pencemar biologi, faktor fisik lingkungan, pencahayaan, kebersihan udara, sirkulasi udara.

Kualitas udara ruang bisa rendah karena banyaknya kontaminan di udara. Kontaminan ini bisa berasal dari material bangunan terpasang, peralatan rumah tangga, bahan pembersih, pakaian, cat, adhesive, sealant, kertas dan karpet. Benda-benda ini dapat mengeluarkan serat, fiberglass,debu, formaldehid dan senyawa mudah menguap lainnya. Selain itu, sirkulasi udara yang tidak baik dan kelembapan dapat menyumbang pertumbuhan mikroba di suatu ruangan menjadi penyebab udara di dalam ruangan tercemar. Kontaminan ini dapat mengganggu kesehatan penghuni suatu bangunan karena dapat menurunkan imunitas, menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan hingga iritasi kulit.

Sementara menurut penelitian EPA, rata-rata manusia berada di dalam ruangan sekitar 90%. Tidak sedikit manusia berpotensi mengalami sick building syndrome. Sebelum sick building syndrome terjadi pada kita, industri dan masyarakat memiliki perannya masing-masing.

1. Industri

Industri memiliki peran penting dalam mencegah sick building syndrome. Kandungan bahan kimia dalam suatu produk merupakan salah satu faktor penyumbang penyebab terjadinya sick building syndrome. Industri berperan menyediakan material bangunan dengan kandungan yang aman bagi kesehatan dan lingkungan seperti menciptakan produk yang rendah VOC, mengeliminasi bahan berbahaya seperti asbes, logam berat serta bahan berbahaya lainnya.

2. Masyarakat

Masyarakat menerapkan praktik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membersihkan rumah secara rutin, mengurangi pemakaian bahan kimia berlebih dalam rumah seperti cairan pembersih, melakukan maintenance secara berkala pada pendingin udara, dan menyimpan bahan kimia pembersih atau larutan yang mudah menguap dengan tepat.

Selain itu utamakan memilih bahan bangunan rendah VOC seperti memilih cat, adhesive, sealant dengan formaldehid dan voc rendah.

Pilihlah produk bersertifikasi ramah lingkungan seperti sertifikasi Green Label Indonesia. Produk bersertifikat Green Label Indonesia merupakan bentuk komitmen industri dalam menyediakan produk-produk yang lebih ramah terhadap Kesehatan dan lingkungan. https://gpci.or.id/certified-product/

×

Hello!

You may contact us by WhatsApp or send email to info@gpci.or.id

× How can I help you?